Hari Suwandi,Kisah Idealisme yang Terbeli

Posted by headlinenews 0 komentar
TEMPO.CO, Surabaya -Kisah heroik perjuangan warga Sidoarjo bernama Hari Suwandi kini justru jadi bumerang. Pria 44 tahun yang awalnya dielu-elukan sebagai pejuang rakyat yang berusaha mengambil haknya kembali. Kini justru panen hinaan dan kecaman.

Hari, korban semburan lumpur Lapindo dari Desa Kedung Bendo, Porong, berangkat berjalan kaki dari tanggul lumpur Porong mulai 14 Juni 2012 dan tiba di Jakarta pada 8 Juli 2012. Tujuannya menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara dan Aburizal Bakrie di Wisma Bakrie.

Ia menempuh perjalanan sejauh 827 kilometer menyusuri jalan di jalur pantai utara Jawa yang melewati 17 kabupaten/kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Jakarta. Pejalan kaki korban Lapindo Hari Suwandi membuat pengakuan mengejutkan. Dia mengaku menyesal melakukan aksi jalan kaki Porong-Jakarta. Dalam wawancara dengan TvOne, dia pun menyampaikan permintaan maaf kepada Keluarga Bakrie atas aksi-aksinya selama ini.

Wawancara Hari Suwandi ditayangkan langsung pada Rabu (25 Juli 2012). Lalu tayangan video penyesalan dan permintaan maafnya bisa disaksikan di situs video.tvonenews.tv pada keesokan harinya. Pengakuan tersebut, sontak membuat para korban lain berang. Termasuk teman seperjuanganya.

"Hari telah ''terbeli'' dengan uang, ini bukan karena intimidasi. Saya ditinggalkan sendirian, padahal sebelumnya kami sedang berjuang untuk penyelesaian ganti rugi," kata Harto Wiyono, korban Porong Kamis, 26 Juli 2012.

Harto yang juga teman seperjalanan Hari, mengatakan setelah siaran di TV One tersebut keberadaan Hari tidak bisa dilacak. Pria 41 tahun ini mengatakan selama di Jakarta keduanya memang belum berhasil menemui Presiden SBY ataupun Aburizal. "Kami menemui anggota DPR RI dan sudah mengajukan permintaan agar bertemu dengan Presiden," ujar dia.

Koordinator warga Lapindo di dalam peta terdampak, Yudo Wintoko, mengatakan aksi jalan kaki yang dilakukan Hari memang sejak awal diragukan oleh banyak korban Porong. "Kami menyesalkan tindakannya yang ujung-ujungnya untuk kepentingan diri sendiri," ujar dia.

Kini bahkan, keluarga Hari pun meragukan niatnya usai tayangan maaf di TvOne."Saya kaget melihat di televisi TV One, Rabu malam, saya tidak bisa berbuat apa-apa karena itu keinginannya sendiri," kata Novi, salah seorang keluarganya,

Kisah kekecewaan Hari belum berhenti. Hari ternyata juga sempat minta uang ke sejumlah pejabat pemerintahan Jawa Timur. Menurut Asisten Kesejahteraan Pemerintah Jawa Timur, Edy Purwinarto, Jumat, 27 Juli 2012, sebelum berangkat, Hari bersama seorang temannya beberapa kali menghubungi dirinya untuk minta uang saku.

Padahal awalnya Hari menegaskan ganti rugi dari Lapindo itu tidak cukup mengembalikan masa lalunya. Bapak tiga anak dan kakek empat cucu ini kehilangan mata pencaharian sebagai pembuat dompet dan tas, demikian juga istrinya yang bekerja pada industri mebel rotan. Hari, yang sebelumnya mempunyai empat karyawan untuk industri kecil-kecilan, kini terlunta-lunta karena kesulitan mendapat pekerjaan dan modal. Ia kini pun tinggal di rumah separuh jadi dengan atap asbes yang tanahnya masih sewa.
sumber : tempo.co
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Hari Suwandi,Kisah Idealisme yang Terbeli
Ditulis oleh headlinenews
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://headline-news-89.blogspot.com/2012/07/hari-suwandikisah-idealisme-yang-terbeli.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Template by Berita Update - Trik SEO Terbaru. Original design by Bamz | Copyright of Headline News.